Tak Perlu Galau Saat IHSG Anjlok, Terapkan 5 Pilar Ini agar Investasi Tetap Aman

EKSBISindo.com – Fluktuasi di pasar saham adalah hal yang wajar. Namun, bagi sebagian investor, terutama yang baru mulai menanamkan uangnya, pergerakan harga yang tajam sering kali memicu stres. Kegalauan pun melanda, terlebih jika semua portofolio mulai berwarna merah.

Namun sebenarnya, ada cara untuk tetap tenang dan tidak gegabah saat pasar saham mengalami koreksi. Kuncinya adalah membekali diri dengan lima pilar utama yang akan menjadi pondasi kuat saat badai pasar datang menerjang.

Pilar pertama adalah punya visi investasi yang jelas. Jangan sekadar ikut-ikutan atau tergoda tren. Tanpa arah, investor bisa tersesat saat harga saham jatuh. Visi ini bisa berupa impian jangka panjang, seperti mempersiapkan dana pensiun, modal usaha, atau biaya pendidikan anak.

Ketika tujuan sudah ditetapkan, fluktuasi harga tidak akan menggoyahkan komitmen. Fokus tetap pada perjalanan panjang, bukan sekadar hasil jangka pendek. Visi yang kuat menjadi pelindung terbaik dari keputusan yang tergesa-gesa.

Pilar kedua, pahami batas risiko yang sanggup ditanggung. Investor yang mengenal dirinya sendiri cenderung lebih tenang. Toleransi risiko setiap orang berbeda. Mengetahui di level mana kita merasa nyaman akan membuat kita lebih rasional dalam membuat keputusan.

BACA JUGA: HERSHARE 2025 Angkat Potensi Perempuan Jadi Investor Cerdas di Pasar Modal Syariah

Tiga profil risiko yang umum adalah konservatif, moderat, dan agresif. Masing-masing memiliki pendekatan yang berbeda terhadap pasar. Menyesuaikan instrumen investasi dengan profil risiko akan membantu menghindari kepanikan saat terjadi koreksi pasar.

Pilar ketiga adalah diversifikasi. Ini bukan hanya teori klasik, tapi kunci penting agar portofolio tidak ambruk saat satu sektor mengalami tekanan. Diversifikasi bisa dilakukan lintas sektor, jenis aset, hingga geografis.

Dengan portofolio yang tersebar, kerugian bisa diminimalkan, bahkan peluang baru bisa tetap diincar dari sektor lain yang masih tumbuh. Strategi ini juga mendorong keseimbangan yang sehat dalam keuangan.

Pilar keempat adalah pemahaman terhadap dinamika siklus pasar. Pasar saham selalu berputar—naik dan turun. Tidak ada tren yang berlangsung selamanya. Investor perlu tahu bahwa setiap penurunan adalah bagian dari fase alami.

Mereka yang sabar dan bertahan justru berpotensi meraup keuntungan lebih besar saat pasar kembali pulih. Menjadi investor cerdas berarti tahu kapan harus tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh ketakutan massal.

Pilar kelima adalah menggandeng penasihat keuangan yang terpercaya. Dalam kondisi tidak menentu, opini ahli bisa membantu menjaga fokus dan merancang ulang strategi. Mereka juga bisa memberikan wawasan objektif yang mungkin luput dari perhatian pribadi.

BACA JUGA: KA YIA PSO Yogyakarta Tembus 558 Ribu Penumpang, Transportasi Bandara Makin Diminati

Investasi bukan sekadar hitung-hitungan, tapi juga tentang kedisiplinan dan psikologi. Dengan memiliki penasihat yang kompeten, kita akan lebih siap dalam menghadapi berbagai kondisi pasar yang tidak selalu bersahabat.

Dengan lima pilar ini, investor bisa lebih tangguh menghadapi badai pasar saham. Tidak mudah panik, lebih bijak mengambil keputusan, dan terus berada di jalur menuju tujuan finansial jangka panjang.

Karena sejatinya, bukan pasar yang harus kita kendalikan—melainkan diri kita sendiri. Siapkah Anda membangun pilar ketenangan dalam berinvestasi?***