EKBISindo.com– Kinerja impresif kembali ditorehkan Bank Mega Syariah di awal tahun 2025. Lembaga keuangan berbasis syariah ini mencatatkan pendapatan dari penyaluran dana sebesar Rp320,8 miliar hingga akhir kuartal pertama, atau tumbuh signifikan sebesar 13,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Pertumbuhan positif tersebut tidak lepas dari fokus strategis perusahaan dalam memperkuat ekosistem haji dan umrah di Indonesia. Direktur Utama Bank Mega Syariah, Yuwono Waluyo, mengungkapkan bahwa capaian ini merupakan hasil konkret dari upaya perusahaan mengakselerasi layanan finansial syariah yang inklusif dan terjangkau.
“Pendekatan kami dalam memperluas akses layanan haji, termasuk melalui digitalisasi dan sinergi komunitas, telah mendorong pertumbuhan pembiayaan dan penghimpunan dana yang signifikan,” ujar Yuwono di Jakarta, Sabtu (10/5/2025).
Sepanjang Januari hingga Maret 2025, Bank Mega Syariah berhasil membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp52,7 miliar. Total pembiayaan juga tumbuh impresif mencapai Rp8,65 triliun, meningkat 23,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Di sisi aset, Bank Mega Syariah mencatatkan pertumbuhan sebesar 13,1 persen secara yoy, dengan nilai aset per Maret 2025 mencapai Rp17,4 triliun. Angka ini naik dari posisi Maret 2024 yang sebesar Rp15,4 triliun.
BACA JUGA: Predikat Emas untuk KAI Properti, Simbol Keberhasilan Tata Kelola Hukum yang Unggul
Salah satu motor penggerak utama pertumbuhan adalah peningkatan signifikan pada dana simpanan wadiah, khususnya dari produk Tabungan Haji IB. Dana simpanan wadiah tumbuh 45 persen secara tahunan, ikut mendongkrak porsi dana murah (CASA) dari 29 persen menjadi 33,3 persen.
Menurut Yuwono, Tabungan Haji IB dirancang untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam merencanakan haji reguler secara bertahap sesuai prinsip syariah. Dengan setoran awal yang ringan serta akses melalui aplikasi digital M-Syariah, nasabah bisa menabung dengan lebih fleksibel.
“Kami juga memperluas pendekatan komunitas, menjangkau segmen ekosistem Islam serta korporasi, baik nasabah maupun non-nasabah. Kami ingin memastikan setiap lapisan masyarakat, mulai dari Gen Z hingga Gen X, memiliki peluang yang sama untuk berhaji,” tambahnya.
Sebagai bentuk inovasi pembiayaan, Bank Mega Syariah juga mengembangkan produk Flexi Mitra Mabrur. Produk ini memberikan pembiayaan tanpa agunan bagi nasabah yang ingin mendaftar Haji Khusus melalui Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) mitra bank.
Pembiayaan Flexi Mitra Mabrur tumbuh pesat hingga 40,9 persen yoy pada Maret 2025. Produk ini diproyeksikan akan menyumbang lebih dari 8 persen terhadap total pembiayaan konsumer Bank Mega Syariah pada tahun 2025.
BACA JUGA: KAI Bandara Yogyakarta Layani 888 Ribu Penumpang Hingga April 2025, Naik 5,4% Dibanding Tahun Lalu
Sementara itu, total pembiayaan konsumer hingga akhir kuartal I-2025 juga mengalami lonjakan lebih dari 38 persen yoy, dengan kontribusi sebesar 5,59 persen terhadap total pembiayaan bank.
Tak hanya tumbuh agresif, Bank Mega Syariah juga menjaga kualitas pembiayaan. Rasio pembiayaan bermasalah (Non-Performing Financing/NPF) gross tercatat hanya 0,93 persen, sedangkan NPF net di angka 0,82 persen. Keduanya jauh di bawah ambang batas maksimum yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yakni 5 persen.
Capaian ini menunjukkan kemampuan Bank Mega Syariah dalam mengelola risiko kredit secara efektif, di tengah ekspansi yang tetap terkendali dan berkelanjutan.
Dengan performa solid di kuartal pertama dan komitmen pada penguatan layanan haji-umrah, Bank Mega Syariah menegaskan posisinya sebagai salah satu pemain utama di sektor keuangan syariah nasional. Fokus pada inovasi produk serta pemanfaatan teknologi digital diyakini akan menjadi kunci keberlanjutan pertumbuhan bank ini sepanjang 2025.***